playist

Rabu, 30 April 2014

Sistem Peredaran Darah Manusia dan Kelainannya

PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah mengalir di dalam pembuluh darah. Selain itu darah beredar melewati jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda.
Pola Dasar Peredaran Darah Pada Manusia
Peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem peredaran darah kecil (sistem peredaran darah pulmonalis) dan sistem peredaran darah besar (sisitem peredaran darah sistemik)
Sistem Peredaran Darah Kecil ( Pulmonalis )
Sistem peredaran darah keci disebut juga sistem peredaran darah pulmonalis, karena darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan menuju ke paru-paru dan kembali menuju jantung melalui atrium kiri. Secara sederhana sistem peredaran darah kecil dapat digambarkan dalam bagan berikut

Secara lengkap sistem peredaran darah kecil dapat dijelaskan sebagai berikut.
Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida masuk ke atrium kanan melalui pembuluh vena. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Kemudian ventrikel berkontraksi sehingga katup trikuspidalis terutup, tetapi memaksa katup pulmonalis yang terletak pada lubang arteri pulmonalis terbuka. Darah masuk ke arteri pulmonalis yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang masing-masing menuju paru-paru kiri dan kanan. Arteri pulmonalis ini bercabang menjadi arteriol. Arteriol mengalirkan darah menuju kapiler di paru-paru. Di kapiler paru-paru inilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen. Kemudian darah masuk ke venula, kemudian ke vena pulmonalis yang membawa darah yang kaya akan oksigen menuju ke atrium kiri.
Gambar 4.1 Sistem Peredaran darah Kecil (Pulmonalis)

Sistem Peredran Darah Besar ( Sisitemik )
Pada sistem perdaran darah besar darah mengalir ke seluruh jaringan tubuh, sehingga disebut juga sistem peredaran darah sistemik. Pada peredaran darah besar darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan.
Secara sederhana sistem peredaran darah besar dapat digambarkan dalam bagan berikut


Secara lengkap sistem peredaran darah besar dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dari atrium kiri darah (kaya oksigen) mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung dan ke seluruh tubuh. Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selajutnya membawa darah yang kaya akan oksigen ke kapiler seluruh tubuh, pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran, yaitu oksigen dari darah akan berdifusi masuk ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan akan berdifusi masuk ke dalam darah, selanjutnya darah akan menuju ke venula dan akhirnya menuju ke vena cava. Darah dari organ tubuh yang berada di bawah jantung akan menuju ke vena cava inferior, sedangkan darah dari organ yang berada diatas jantung akan mengalir menuju vena cava superior, kedua vena besar tersebut akan bermuara di atrium kanan dengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida.
Selain itu pada aorta terdapat arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung. Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selanjutnya memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung. Kapiler-kapiler ini disaring oleh venula yang menuju ke vena koroner (vena dari jantung dan ke jantung) yang bermuara ke atrium kanan.





Gambar 4.2 Sistem Peredaran Darah Pada Manusia

Penyakit dan Kelainan Pada Sistem Peredaran Darah Manusia


Ada beberapa kelainan pada sistem peredaran darah manusia, menyangkut darah, pembuluh darah dan jantung. Berikut ini beberapa penyakit dan kelainan yang sering terjadi pada sistem peredaran darah manusia.



Anemia

Anemia adalah suatu keadaan penurunan kapasitas sel darah merah dalam mengikat oksigen karena rendahnya konsentrasi hemoglobin dalam darah. Anemia dapat terjadi akibat pendarahan, karena eritrositnya rusak karena suatu factor ataupun karena produksi eritrositnya berkurang.
Anemia mengakibatkan kekurangan oksigen pada jaringan tubuh, kemampuan jaringan untuk memproduksi ATP terganggu, sehingga timbul gejala-gejala lesu, merasa dingin, telinga mendenging, sakit kepala, pusing, gangguan libido, menstruasi terhenti, muka dan kulit menjadi pucat, jantung berdebar dan hingga menimbulkan shock.

Gambar 4.3 Perbandingan jumlah eritrosit pada orang sehat dan pada penderita anemia
Anemia Sel Bulan Sabit ( Sickle Cell )
Merupakan anemia yang disebabkan oleh terbentuknya hemoglobin yang abnormal, hal ini menyebabkan eritrosit menjadi berbentuk seperti bulan sabit pada saat kekurangan oksigen, sehingga eritrosit mudah pecah. Kelainan ini disebabakan oleh terjadinya mutasi pada salah satu asam amino rantai beta penyusun protein Hb.
Gambar 4.4 Eritrosit normal dan eritrosit bulan sabit

Thalasemia
Merupakan kelainan yang diebabkan pada struktur Hb, dalam hal ini, eritrosit tidak mampu menghasilkan sejumlah rantai alfa dan beta secara normal. Akibatnya produksi eritrosit menjadi sangat lambat dan eritrosit yang matang menjadi sangat rapuh serta berumur pendek. Penderita thalasemia membutuhkan transfuse darah rutin dalam setiap waktu.
Polisitemia vera
Disebut juga eritrima atau penyakit vasques esler, yaitu suatu keadaan peningkatan jumlah sel darah merah hingga mencapai 11-14 juta per mm3 darah. Kelainan ini disebabkan oleh adanya tumor pada organ pembuat sel darah.
Gambar 4.5 Penderita Polisitemia vera dengan orang normal

Leukemia
Adalah produksi leukosit yang bersifat ganas oleh jaringan mieoloid (tempat pembentukan darah). Hal tersebut menyebabkan menurunnya produksi eritrosit , trombosit, dan leukosit normal. Leukemia secara tidak langsung dapat menyebabkan kematian. Pengobatannya dapat dilakukan denga sinar X, kemoterapi, atau terkadang diperlukan transplantasi sel-sel mieoloid.




Gambar 4.6 penderita leukemia dan keadaan darah penderita

Varises
Yaitu terjadiya pelebaran pembuluh darah vena di betis, jika terjadi pada anus atau dubur dinamakan hemoroid atau ambeien atau wasir. Oleh sesuatu hal varises dapat menyebabkan perdarahan.








Gambar 4.7 Vena penderita varises dan kaki penderita varises
Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan genetis yang diturunkan, ditandai dengan tidak dihasilkannya faktor-faktor yang diperlukan dalam pproses pembekuan darah. Orang yang menderita hemofilia pada umumnya laki-laki, darahnya sulit membeku jika terjadi luka.
Gambar 4.8 Faktor darah tidak membeku dan pohon genetis hemofilia (merah hemofili, putih normal, merah putih carrier)
Trombositopenia
Adalah  suatu kelainan  pada sistem imun yang disebabkan oleh produksi antibody yang menyerang trombisit, sehingga jumlah trombosit menjadi sangat rendah, selain itu trombosit yang dihasilkan mudah sekali pecah atau lisis. Penderita trombositopenia cnderung mengalami perdarahan, seperti pada hemophilia, bedanya ialah perdarahan biasanya berasal dari kapiler-kapiler kecil, bukan dari pembuluh yang lebih besar seperti pada hemophilia. Sebagai akibatnya timbul bintik-bintik perdarahan di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakan bercak-bercak kecil berwarna ungu, sehingga penyakit ini disebut trombositopenia purpura.

Gambar 4.9 Kaki dari seorang penderita trombositopenia
Trombus
Yaitu Proses terjadinya gumpalan atau bekuan darah yang menempel pada permukaan dalam pembuluh darah
Embolism
Adalah suatu keadaan terjadinya gumpalan atau bekuan darah di dalam pembuluh darah yang dibawa oleh aliran darah. Embolism dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah yang lebih kecil diameternya, misalnya arteriol atau kapiler.
Pericarditis dan Endocarditis
Terjadinya infeksi oleh pathogen pada bagian pericardium dan endokardium jantung

4.10 Pericarditis (atas), Endocarditis (bawah)


Valvular heart disease

Yaitu terjadinya kelainan pada katup jantung, dapat terjadi karena efek carditis, atau inflamasi jantung. Kelainan ini juga dapat disebabkan bawaan sejak lahir, jantung tidak cukup mampu untuk mempertahankan aliran darah dalam sirkulasi, sehingga darah bisa bergerak sebaliknya, seperti mengalir dari ventrikel ke atrium.


Gambar 4.11 Kelainan pada klep jantung

Aneurism
Yaitu terbentuknya suatu lapisan baru, non seluler dari suatu senyawa tertentu yang menyebabkn terbentuknya gelembung pada dinding arteri sehingga dinding arteri jadi menyempit. Aneurism sangat berhubungan dengan arteriosklerosis dan syndrome Marfan’s. Arteriosklerosis menyebabkan menyebabkan elastisitas dinding arteri kurang karena kalsifikasi, sedangkan sindrom Marfan’s karena adanya kelainan pada jarigan ikat di pembuluh darah. Stroke merupakan contoh aneurism pada jaringan otak.

Gambar 4.12 Aneurism 
Arteriosklerosis dan Artherossklerosis
Arteriosklerosis yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena timbunan zat kapur, sedangkan Artherosklerosis adalah pengerasan pembuluh nadi (arteri) karena timbunan zat lemak

Gambar 4.13 Artherosklerosis
Penyakit Jantung Koroner
Adalah penyakit jantung yang disbabkan oleh gangguan aliran darah pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah arteri dan vena yang mengalirkan darah dari jantung dan ke jantung. Pemicunya biasanya adalah arteriosklerosis .


Gambar 4.14 Penyakit jantung koroner

Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu jika tekanan sistol lebih besar dari 140mmHg atau tekanan diastole lebih besar dari 99mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120mmHg untuk sistol dan 80mmHg untuk diastol. Dalam banyak kasus, kedua tekanan itu mengalami kenaikan. Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan tersumbatnya arteri di otak yang mengakibatkan stroke, kerusakan otak bahkan dapat menyebabkan kematian.
Hypotensi

Adalah tekanan darah yang berada di bawah normal atau sering disebut penyakit darah rendah, gejalanya dapat berupa lesu, pusing, gangguan penglihatan, sampai pingsan.  


Peredaran darah manusia


Sickle Cell Anemia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar